PERHITUNGAN
HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)
(Cimol Bandung)
Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Disusun Oleh:
Ananda Maharani (0221-11-154)
Megy Anggraini (0221-11-156)
Yuris Nurmawati (0221-11-161)
Nisa Istiqomah (0221-11-172)
Devi Paramudita (0221-11-181)
Hana Aulia (0221-11-182)
Evi Taniasari (0221-11-188)
Rizky Agung M (0221-11-186)
Khaerul anam (0221-11-184)
Fendy (0221-11-166)
Program Studi Akuntansi- Fakultas Ekonomi
Universitas Pakuan
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan yang telah berdiri tentunya
ingin berkembang dan terus menjaga kelangsungan hidupnya, untuk itu pihak
manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya
efisiensi dan efektivitas kerja.
Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok produksi, yaitu dengan cara
menekan biaya produksi serendah mungkin
dan tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga
harga pokok produk satuan yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari yang
sebelumnya. Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba
yang ingin diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing
dengan perusahaan–perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Hal ini
tentunya tidak terlepas dari tujuan didirikannya perusahaan yaitu agar modal
yang ditanamkan dalam perusahaan dapat
terus berkembang atau dengan kata lain mendapatkan laba semaksimal mungkin.
Kesalahan dalam perhitungan harga pokok
produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat
mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan
harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan
perusahaan akan sulit bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar,
sebaliknya jika harga jual produk
terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah
pula. Kedua hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi dan harga jual
yang tepat.
1.2 Perumusan Masalah
Makalah ini
akan menyajikan dan membahas secara sederhana
akuntansi biaya dan beberapa hal yang berhubungan dengannya. Dan secara lebih
khusus, pembahasan akan memperlihatkan data harga pokok produksi. Adapun data
yang disajikan merupakan data hasil Pengamatan langsung serta praktek langsung
membuat cimol.
1.3 Tujuan
Penelitian
yang dilakukan dalam karangan ilmiah ini bertujuan antara lain:
a. Mempelajari
dan menyajikan akuntansi biaya secara sederhana.
b. Membantu dalam mempelajari bisnis secara
lebih dekat
c. Memupuk pengetahuan mengenai bisnis sejak
dini
d. Memudahkan pembelajaran rumus perhitungan
dengan praktek secara langsung sehingga lebih mudah dipelajari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk
atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek
kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.
2.2 Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi
menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik (factory overhead cost).
2.2.1 Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku langsung adalah semua
biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat
dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Pertimbangan utama dalam
mengelompokkan bahan ke dalam bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran
proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Sebagai contoh,
paku untuk membuat peralatan meubel merupakan bagian dari barang jadi, namun
agar perhitungan biaya meubel tersebut bisa dilakukan secara cepat, bahan ini
dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak langsung.
2.2.2 Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja langsung adalah
karyawan atau karyawati yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi
barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan
kepada produk tertentu.
2.2.3 Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik disebut juga biaya
produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu
produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak langsung.
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan
sebagai bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan pabrik lainnya
yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan
produk atau tujuan akhir biaya.
Biaya overhead pabrik (FOH) terdiri dari
biaya FOH tetap dan biaya FOH variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah
totalnya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu, biaya variabel adalah
biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Ada
juga yang dinamakan biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
2.3 Penghitungan Harga Pokok Produksi
Di dalam akuntansi biaya yang konvensional
komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap
maupun variable. Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen.
Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak diperhitungkan semua biaya produksi
sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana
perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan
harga pokok yaitu Full/Absortion/Conventional Costing dan Variable/Marginal/Direct Costing. Perbedaan pokok
diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang
bersifat tetap. Adanya
perbedaan perlakuan terhadap FOH Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan
rugi-laba.
2.3.1 Metode Full Costing
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan
memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing,
biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada
produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas
normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu
biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk
selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok
penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual.
Menurut
metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap
jasa FOH Tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi
dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut.
2.3.2 Metode Variable Costing
Variable
Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen
biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi
biaya bahan baku ,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan dan Alat Produksi
a. Bahan
Secara umum bahan-bahan untuk pembuatan cimol
bukanlah suatu hal yang bersifat rahasia. Hampir semua
penikmat dan penggemar cimol,
pasti mengetahuinya.
Bahan utama untuk membuat Cimol
adalah tepung sagu/ Aci. Secara
terperinci bahan yang digunakan untuk membuat cimol adalah:
Tabel 1
Bahan pembuatan Cimol
No
|
Keterangan
|
1
|
Tepung Sagu
|
2
|
Tepung Terigu
|
3
|
Daun Bawang
|
4
|
Lada
|
5
|
Garam
|
6
|
Minyak Goreng
|
7
|
Saus Tomat
|
8
|
Saus Cabai
|
9
|
Tepung Maizena
|
10
|
Gula Pasir
|
11
|
Bahan penolong (air)
|
b. Alat
Alat produksi ini berhubungan langsung dengan
proses pembuatan Cimol. Alat
produksi tersebut adalah :
Tabel 2 Alat Produksi
No
|
Keterangan
|
1
|
Kompor gas + tabung
|
2
|
Panci masak air
|
3
|
Wajan
|
4
|
Pisau
|
5
|
Sendok
|
6
|
Sodet
|
3.1.2 Proses Pembuatan
1.
Campurkan
tepung sagu, tepung terigu, garam, irisan daun bawang, dan lada dalam sebuah
wadah.
2.
Didihkan air,
kemudian tuangkan pada campuran tepung, aduk perlahan hingga mengental dan
dapat di bentuk.
3.
Panaskan minyak, ambil sedikit sedikit adonan, bentuk
bulat, lalu goreng, dan tiriskan.
4.
Buat saus dengan cara masak saus tomat, saus cabai, air, garam dan gula pasir hingga mendidih,
masukkan larutan maizena, aduk sebentar, angkat.
3.1.3 Proses Penyelesaian
1.
Masukkan cimol yang sudah dingin ke dalam tempat mika.
2.
Masukkan saus ke dalam plastic, tutup dengan rapat.
3.
Masukkan saus yang telah dibungkus ke dalam mika
beserta cimolnya, tutup dan rekatkan dengan hekter.
3.1.4 Data Biaya dan Volume Produksi
Untuk perlu diketahui, bahwa usaha Cimol
bandung ini merupakan usaha yang
menggunakan model usaha bagi hasil, sehingga untuk biaya tenaga kerja
ditiadakan.
a. Data Biaya Bahan
langsung per hari
Tabel 4
Biaya bahan-bahan
No
|
Keterangan
|
Harga
(Rp)
|
1
|
Tepung Sagu 1 kg
|
9.500
|
2
|
Tepung terigu ¼ kg
|
2.500
|
3
|
Daun bawang
|
1.000
|
4
|
Garam ¼ x 2000
|
500
|
5
|
Lada
|
500
|
6
|
Minyak Goreng 1L
|
13.000
|
No
|
Keterangan
|
Harga
(Rp)
|
9
|
Saus Tomat
|
5.500
|
10
|
Saus Cabai
|
6.000
|
11
|
Tepung Maizena 1/10x 7000
|
1.000
|
12
|
Gula Pasir 1/8 kgx 12800
|
1.600
|
|
Total
|
41.100
|
b. Biaya Perlengkapan (overhead tambahan)
Pemakaian perlengkapan seperti mika untuk wadah,
hekter, plastik dan tusuk menghabiskan kira-kira Rp. 300 per produk sehingga
untuk 35 produk membutuhkan biaya Rp 10.500
c. Biaya Tetap
Pemakaian Peralata per produk
seperti gas, wajan, kompor dan lainnya apabila menggunakan metode penghitungan
rata-rata per hari adalah Rp. 10.500 dan mampu menghasilkan 35 bungkus. Dengan
artian bahwa 1 bungkus menghabiskan biaya Rp. 300 rupiah.
Perhitungan HPP Total
Cimol Bandung
Laporan Harga Pokok Produksi
Bahan Langsung
Pembelian bahan baku Rp.
40.100
Bahan Langsung digunakan
Rp.
40.100
Tenaga Kerja
Langsung
Overhead
Manufaktur
Pemakaian seperangkat alat masak Rp.
10.500
Perlengkapan Rp.
10.500
Biaya Manufaktur Total Rp.
21.000
Harga Pokok Produksi Rp. 62.100
Cimol Bandung
Laporan Laba Rugi
Pendapatan
Harga Pokok Produksi
Barang
jadi awal -
Harga
Pokok Produksi Rp. 62.100
Barang
tersedia untuk dijual Rp. 62.100
Barang
jadi akhir ( -
)
Harga
pokok penjualan Rp. 62.100
Perhitungan HPP Per Satuan
Untuk HPP per satuan yang penyusun
maksudkan disini adalah HPP untuk menghasilkan semangkok baso, sehingga perhitungan
HPP per satuan untuk Usaha cimol adalah HPP total harian dibagi dengan jumlah
cimol yang dihasilkan dalam satuan tempat/ wadah. Perhitungannya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Sementara, untuk jumlah Cimol yang
dihasilkan dengan bahan-bahan yang dipaparkan di atas, dapat menghasilkan
rata-rata 35 wadah/ tempat/ porsi.
Dari data di atas maka dapat diketahui
bahwa HPP per satuan pada Usaha Cimol Bandung adalah sebesar Rp 1774.3.
Perhitungannya adalah:
Perhitungan Laba
Margin= 50%
Harga pokok perporsi = Rp. 1774,3
Laba = Margin x
HPP
= 50% x Rp. 1774,3
= Rp.
887,15
Perhitungan harga Jual
Harga Jual =
HPP+ Laba
=
Rp. 1774,3 + Rp. 887,15
=
Rp. 2661,45 atau Rp. 3000 per porsi
Lampiran Jurnal:
Bahan Baku Rp.
41.100
Kas Rp.
41.100
Barang dalam Proses Rp. 40.100
Bahan
Baku Rp.
40.100
Pengendali Overhead Pabrik Rp. 10.500
Akm
Penyusutan Peralatan Rp.
10.500
Pengendali Overhead Pabrik Rp. 10.500
Beban
Perlengkapan Rp.
10.500
Barang Jadi Rp.
62.100
Barang
dalam proses Rp.
62.100
Apabila terjadi penjualan Tunai:
Kas Rp.
XXXX
Penjualan Rp.
XXXX
HPP Rp.
XXXX
Barang
dalam Proses Rp.
XXXX
BAB IV
KESIMPULAN
Kesalahan dalam perhitungan HPP dapat
mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi
atau terlalu rendah. Oleh karena itu, perhitungan HPP pun menjadi satu hal penting untuk dilakukan bagi setiap bisnis.
Setelah dilakukan penelitian sederhana
berkenaan dengan perhitungan HPP, telah diketahui bahwa HPP total harian
sebuah usaha cimol adalah Rp. 68.100,
dan HPP per satuan atau HPP per mangkoknya adalah Rp 1.774,3. Dengan penjualan
dengan harga Rp. 3.000 per bungkus, usaha cimol ini masih mendapatkan
keuntungan sebesar Rp. 1.225,7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar